Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 5 Februari, 2021
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik
  • Blog Sehat
  • MEDIAKOM
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik
  • Blog Sehat
  • MEDIAKOM
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Thalasemia Bukan Penyakit Menular

Rokom by Rokom
02 Juni 2012
Reading Time: 3min read
0
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1994 menunjukkan bahwa jumlah carrier atau orang yang mempunyai gen pembawa thalasemia di seluruh dunia mencapai 4,5%, yaitu sekitar 250 juta orang. Menurut WHO, jumlah kasus thalasemia cenderung meningkat dan pada tahun 2001 diperkirakan jumlah carrier thalasemia mencapai 7 % dari penduduk dunia.
Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang berisiko tinggi thalasemia. Prevalensi thalasemia bawaan atau carrier di Indonesia adalah sekitar 3-8%. Jika persentase thalasemia mencapai 5%, dengan angka kelahiran 23 per 1.000 dari 240 juta penduduk, maka diperkirakan ada sekitar 3.000 bayi penderita thalasemia yang lahir di Indonesia setiap tahunnya. Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi nasional thalasemia adalah 0,1 ‰. Ada 8 propinsi yang menunjukkan prevalensi thalasemia lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu, Aceh: 13,4‰, Jakarta: 12,3‰, Sumatera Selatan: 5,4‰, Gorontalo: 3,1‰, dan Kepulauan Riau: 3‰.
Setiap tahun, sekitar 300 ribu anak dengan thalasemia akan dilahirkan dan sekitar 60-70 ribu di antaranya adalah penderita  dari jenis  beta-thalasemia mayor. Penderita beta-thalasemia mayor memerlukan transfusi darah sepanjang hidupnya.
Demikian sambutan Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D, selaku Pelaksana Tugas Menkes RI, pada peringatan HUT Yayasan Thalasemia Indonesia ke 25 dan HUT Perhimpunan Penderita Thalasemia Indonesia ke 28 di Jakarta (2/6/12).
Beban para penderita thalasemia mayor memang berat, karena mereka harus mendapatkan  transfusi darah dan pengobatan seumur hidup. Penderita thalasemia menghabiskan dana rata-rata sekitar 7-10 juta rupiah per bulan untuk pengobatan. Oleh karena itu, thalasemia perlu mendapat perhatian khusus  dalam  pelayanan kesehatan, kata Prof. Ghufron.
Dalam sambutannya Prof. Ghufron menyampaikan bahwa Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melaksanakan  kebijakan menjamin biaya pengobatan pasien thalasemia, berdasarkan  Peraturan Menteri Kesehatan No. 1109/Menkes/Per/VI/ 2011. Dengan adanya  peraturan  ini maka  seluruh   pasien thalasemia di Tanah Air memperoleh jaminan pengobatan thalasemia yang disebut Jampelthas.
Keberhasilan pembangunan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan thalasemia, sangat ditentukan oleh kerjasama, kemitraan, dan dukungan seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah dan Swasta bersama seluruh lapisan masyarakat. Peran serta dan kontribusi semua komponen bangsa sangatlah penting.  Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun  peran yang dilakukan pemerintah, tak akan berhasil,  tanpa adanya kesadaran setiap individu dan seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan mereka. Tanpa dukungan seluruh masyarakat, maka derajat kesehatan yang setinggi-tingginya  akan sulit tercapai.
Dalam kesempatan tersebut Prof. Ghufron menyebutkan, Thalasemia bukanlah penyakit menular melainkan penyakit yang dapat diturunkan. Cara penurunan thalasemia dibagi dalam tiga jenis. Jenis pertama adalah thalassaemia trait (thalassaemia minor). Keadaan ini terjadi pada orang yang sehat, namun ia dapat menurunkan gen thalasemia pada anaknya. Jenis kedua adalah thalassaemia mayor. Keadaan ini terjadi bila kedua orangtua mempunyai pembawa sifat thalasemia dan penderitanya akan memerlukan transfusi darah secara berkala seumur hidupnya. Jenis ketiga adalah thalasemia intermedia yang merupakan kondisi antara thalasemia mayor dan minor. Penderita thalasaemia intermedia mungkin memerlukan transfusi darah secara berkala dan dapat bertahan hidup sampai dewasa.
Thalassemia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan terganggunya produksi hemoglobin dalam sel darah merah. Penderita thalasemia memiliki sel darah merah yang mudah rusak, karena umurnya lebih pendek dibandingkan umur sel darah normal, sehingga penderitanya mengalami anemia.
Pada kesempatan tersebut Prof. Ghufron mengapresiasi kepada Yayasan Thalasemia Indonesia dan Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia sebagai komponen masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengendalian penyakit thalasemia, terutama keberadaan Yayasan Thalasemia Indonesia yang senantiasa aktif membantu Pemerintah dalam mengelola bantuan jaminan biaya pelayanan pengobatan thalasemia atau Jampelthas
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Menkes Serahkan Bantuan Mobil Lab PCR Untuk Sulawesi Utara

Agustus 26, 2020

Menteri Kesehatan RI Buka ASEAN Senior Officials Meeting On Health Development (SOMHD) Ke-15

Desember 1, 2020

Menkes Lantik 14 Pejabat Eselon 2 Kemenkes

Desember 1, 2020

Langkah Menkes Atasi Masalah Penggantian Anggota Baru KKI: dari Perpanjangan Keanggotaan Hingga Ubah Permenkes

Agustus 19, 2020

Menkes Beri Penghargaan dan Santunan 2 Nakes Gugur Tangani COVID-19

Desember 1, 2020

Menkes Beri Penghargaan dan Santunan Nakes Gugur Tangani COVID-19 di RSPI

Desember 1, 2020
Next Post

Swasta Perkuat Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Akses Masyarakat pada Layanan Kesehatan Bermutu

Gebyar Thalassemia 2012

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Infografis

ini judul postingan

Desember 28, 2020
Video Sehat

Serentak!! Kemenkes bagikan 1Juta Masker, Kampanye Nasional Disiplin Pakai Masker di Stasiun Tebet

Desember 1, 2020
Video Sehat

Kampanye Nasional Gerakan Pakai Masker dalam Liputan 6 SCTV

Desember 1, 2020
Rilis Sehat

Menkes Serahkan Bantuan Mobil Lab PCR Untuk Sulawesi Utara

Agustus 26, 2020

Rekomendasi Artikel

Hasil Temuan Tim Internasional Penilai Program Imunisasi Campak Indonesia

Februari 12, 2012

Gunakan Antibiotik Secara Tepat, Untuk Mencegah Kekebalan Kuman

Maret 21, 2011

3 Pihak yang Membantu Keberhasilan Program Kesehatan Daerah

Desember 11, 2012

Berita Populer

  • Menkes Serahkan Bantuan Mobil Lab PCR Untuk Sulawesi Utara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menkes Lantik 14 Pejabat Eselon 2 Kemenkes

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Serentak!! Kemenkes bagikan 1Juta Masker, Kampanye Nasional Disiplin Pakai Masker di Stasiun Tebet

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Pendengaran Sedunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mediakom Edisi 121

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
  • Kontak
Infografis

ini judul postingan

ini isi dari postingan

28 Desember 2020
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

02 Desember 2020
Infografis

Lebaran Sehat

02 Desember 2020
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

02 Desember 2020
Infografis

Lansia Indonesia

01 Desember 2020

© 2020 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik
  • Blog Sehat
  • MEDIAKOM
Langganan Newsletter

© 2020 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

Langganan Newsletter